Sabtu, 22 November 2014

nikmatnya kakak kandung


Nama sebut saja namaku Andi. Umurku 21 tahun dan masih kuliah. Aku anak kedua setelah kakakku. Kami hanya dua bersaudara. Kakakku berumur 23 tahun dan baru wisuda. Aku memanggilnya Mbak Lulu. Kakakku memang cantik, tubuhnya putih mulus, dadanya gede dan pantatnya yang montok. Tingginya 171 cm dan berat 54 kg. Sangat seksi sekali, sehingga banyak cowok yang naksir termasuk aku sendiri. Aku punya kebiasaan onani setiap hari, bahkan bisa lebih lima kali sehari. Dan sering hayalanku tertuju pada Mbak Lulu. Aku sering pura-pura ke kamarnya dengan maksud mengintipnya.

Suatu siang, aku melihatnya sedang berbaring di ruang tamu dengan hanya memakai rok pendek dan baju ketat. Kuperhatikan ternyata dia tidur. Mataku tertuju pada pahanya yang mulus. Nafsuku langsung naik, sambil menelan ludah aku berjongkok mendekatinya dan meraba paha mulusnya. Kuangkat roknya keatas dan kulihat CDnya yang menutupi seonggok daging tebal. Nafsuku makin menjadi-jadi. Kuturunkan CDnya pelan-pelan sampai paha, kuraba vaginanya yang tebal ku remas dengan pelan karena takut Mbak Lulu bangun. Nafas ku makin cepat menahan nafsu yang semakin naik. Vagina Mbak Lulu terasa hangat dan lembab.

Aku terus menggosokan jari ku pada belahan vagina Mbak Lulu yang makin agak lembab. Namun dengan semua yang kulakukan pada vanigina Mbak Lulu, Mbak Lulu masih tetap saja tidur terpejam. Aku penasaran dan akhirnya aku mulai berani menjilatinya. Anehnya Mbak Lulu tetap tertidur. Kujilati vaginanya sampai basah dan kugesekkan penisku diantara paha mulusnya, akh nikmatnya saat kepala penis ku bersentuhan dengan paha mulus Mbak Lulu, geli. Sampai menyemburkan sperma yang mengenai CDnya. Lalu kubersihkan dan kupasangkan lagi CDnya pelan-pelan. Dikamar aku terus terbayang, karena ini pengalaman pertamaku dan akan kulakukan lagi.

Malamnya pukul 1 dini hari, aku masuk kekamar Mbak Lulu dan ingin mengulangi pengalaman siang tadi. Kulihat dia tidur menggunakan kimono. Kudekati dan kubuka pelan-pelan tali kimononya. Wow.. Ternyata Mbak Lulu bugil tanpa benang sehelai pun, hanya terbalut kimono. Kubuka kimononya dan terlihat payudaranya yang gede (kira-kira 36B) dan montok. Kuremas dan kujilati putingnya yang merah. Kudengar Mbak Lulu mendesah tetapi matanya tetap terpejam. Kulanjutkan aktifitasku kearah vaginanya.

Kujilati daging kecil (klitoris) diatasnya sampai puas dan kurasakan kepalaku dijepit serta lidahku merasakan cairan hangat. Kuhentikan jilatanku, sambil kuperhatikan paha Mbak Lulu yang merapat seperti sedang menahan pipis. Kuperhatikan matanya yang terpejam tetapi nafasnya cepat. Kubuka lebar selangkanganya dan kugesekkan penisku dibibir vaginanya. Kuselesaikan dengan semburan sperma diatas perutnya. Sebenarnya aku pengen merasakan gesekan dan cengkeraman otot vaginanya, tetapi aku takut dia bangun. Lagi pula dia kakak kandungku sendiri. Kubersihkan bekas spermaku dan kupakaikan lagi kimononya, lalu aku pergi tidur.

Besoknya aku tidak mencobanya lagi karena aku takut ketauan. Jadi aku cuma onani sambil berkhayal. Sampai suatu malam, hujan turun sangat lebat sekali. Aku tidak ada kegiatan, jadi aku berencana nonton bf dikamarku. Lagi asik-asiknya nonton, tiba-tiba pintu kamarku diketuk. Aku langsung mematikan TV dan membuka pintu. Tapi tidak ada orang, melainkan secarik kertas. Kuambil dan kututup pintu kamarku. Disitu tertulis, "I KNOW WHAT U DID LAST MONTH", so "DO IT AGAIN". Aku terkejut membacanya, mungkinkah Mbak Lulu tahu? pikirku. Tapi kenapa dia menyuruh untuk melakukan lagi. Ah.. Sudahlah yang penting Mbak Lulu nggak marah dan dia suka. Dengan semangat campur nafsu (habis nonton BF) aku ke kamar Mbak Lulu. Kulihat matanya terpejam dan tubuhnya tertutup selimut. Kudekati dan kutarik selimutnya. Ternyata Mbak Lulu nggak pake baju (bugil). Kujilat pentilnya yang merah, tiba-iba dia bangun dan memelukku. Aku terkejut dan langsung berdiri.

"Kenapa, takut", katanya.
"Kemarin kok berani, ayo.. Kemari nikmati tubuh Mbak" katanya lagi.
"Bener nih" ujarku. Aku langsung membuka bajuku dan langsung menerkamnya dan melumat bibirnya. Kuremas-remas payudaranya dan kuisap pentilnya.
"sstt.. Terus.. Ndi.. Ssst.." desahnya.

Lima menit kujamah payudaranya dan aku mulai menuju vagina Mbak Lulu. Aku menelusuri tubuh Mbak Lulu, kulitnya yg putih mulus dan kencang aku belai mulai payusara nya, terus ke perut nya yang rata, pusar nya. Aku cium pusarnya dan terus ke bawah munuju selangkangan Mbak luilu. Harum aku cium tubuh Mbak Lulu. Sementara tangan Mbak Lulu mulai membalai penis ku yanmg sudah tegang dari tadi, akh nikmatnya. Jari tangan Mbak Lulu yang lentik dan lembut menggenggam penisku yang berdenyut. Tanganku mulai meremas vagina Mbak Lulu yang makin basah. Dengan bulu vagina yang tidak terlalu lebat tapi tercukur rapih, aku bisa melihat belahan vagina Mbak Lulu yang indah. Aku remas lembut dan aku belai vagina Mbak Lulu.

"Oohh.. Ndi.. Akh.." desah Mbak Lulu.

Aku dekatkan lagi muka ku dengan selangkangan Mbak Lulu untuk ketuga kalinya, namun kali ini aku tak takut dan waswas seperti sebelumnya. Makin dekat vagina Mbak Lulu dengan wajah ku hingga aroma vagina Mbak Lulu yang menarangsang makin terasa. Aku kecup lembut vagina Mbak Lulu, dan Mbak Lulu langsung mendesah dan mengerang kerika bibir ku bersentuhan dengan permukaan vagina Mbak Lulu.

"Akh.. Andi.. Nikmat.. Akh.." eerang Mbak Lulu lagi.

Aku yang makin bennafsu langsung mencium dengan buas vagina Mbak Lulu, Aku jilat dan hisap vagina nya, aku jilati cairan yang membasahi permukaan vagina Mbak Lulu, aku terus menjilat vaginanya.

"Oh.. Ssstt.. Enak.. Terus.. Ah.. Ah.." erangnya.

Kujilati terus sampai kurasakan vaginanya menyemburkan cairan hangat dan berdenyut. "ohh.. " terdengar erangan Mbak Lulu tanda dia orgasme. Aku meremas-remas payudaranya agar nafsunya bangkit lagi. Kujilati sambil tanganku menggosok vaginanya yang basah.

"Ayo.. Masukin aja" bisiknya.

Seperti yang sering kulihat di film, kubuka lebar selangkangannya dan kutusukkan penisku keliang surganya. Sulit sekali, pelan-pelan dan bless amblas penisku terbenam dalam vaginanya.

"Akh.." erangku panjang. Sementara tubuh Mbak Lulu sedikit tersentak saat penis ku masuk ke dalam liang surganya itu.
"Eemmpphh.. Aaakkhh.." erang Mbak Lulu sambil menggigit bibirnya tanda Mbak Lulu menikmati tusukan pertama penisku ke dalam vagina Mbak Lulu.

Rasanya penisku seperti dijepit kuat sekali. Kugoyang maju mundur (Mbak Lulu sudah tidak perawan lagi, nggak tahu siapa yang buat). Kulihat Mbak Lulu mulai menikmati lagi. Kugoyang makin cepat.

"Ohh.. Ohh.. Ngg.. Ayo.. Lagi.. Terus.. Owww.." jeritnya.

Dengan satu tangan menopang tubuhku, sambil menggoyang pantaku naik turun, tanganku meremas payudara Mbak Lulu yang lembut kenyal namun kencang. Tak hentinya Mbak Lulu mendesah dan mengerang saat sodokan demi sodokan penisku menembus vagina Mbak Lulu. Bunyi kocokan penisku di vagina Mbak Lulu menambah suara yang ada di ruangan itu. Mbak Lulu memejamkan matanya, tanggannya ia naikan ke atas dan memegangi bantal dan meramasnya. Tanda Mbak Lulu sangan menikmati pemainan in dengan aku. Dengan posisi itu aku dapat melihat tubuh Mbak Lulu yang indah ramping, seperti sebuah gitar dengan lekuk yang mulus. Payudaranya bergerak dan bergoyang seirama dengan sodokan penisku di liang ternikmat yang pernah aku rasakan. Aku tak tahan hanya meremas payudara nya, sambil terus menggoyang pantat ku aku cium dan lumat lagi payudara Mbak Lulu dan aku gigit kceil putingnya.

"Aw.. Akh.. Ndi.. Ooohh.." erangnya agak keras. Aku cium bibirnya yng merah.
Hingga.., "Aku.. Mau.. Keluar.. Mbak.." jeritku.
"Tahan.. Sama-sama.. Di dalam aja.." katanya lagi.

Crott.. Crot.. Croott.. Kusemburkan spermaku didalam rahimnya. Kurasakan penisku berdenyut-denyut.

"Akkhh.." erangku panjang.

Kurasakan kenikmatannya sampai ubun-ubun. Aku terus menggoyang penisku maju mundur dan kaki Mbak Lulu mengepit kuat pinggangku. Kurasakan penisku disembur cairan hangat dan kulihat Mbak Lulu mengejang menahan kenikmatan orgasmenya.

"Aaahh.." desahnya puas.

Penisku kubiarkan menancap, menikmati otot vaginanya yang berkontraksi meremas-remas penisku. Setelah selesai, aku berbaring disamping Mbak Lulu sambil meremas-remas payudaranya.

"Makasih Mbak, betul-betul nikmat", kataku.
"Kamu juga nikmat" katanya sambil tersenyum.

Aku pun langsung melumat lagi bibir Mbak Lulu, kami pun kembali berciuman dengan lembut kali ini layaknya seperti sepasang kekasih.

Malam itu kunikmati lagi tubuh Mbak Lulu, kali ini aku yang berbaring terlentang dan Mbak Lulu yang memulai nya. Dia mencium bibirku semetara tangan ku meremas kedua payudaranya. Penisku yang tadi agak mengecil mulai bangun lagi dan mengeras. Tangan Mbak Lulu kemudian mengocok penis ku.

"Eemmpp.. Akh.." erangku merasakan nikmatnya kocakan tangan Mbak Lulu yang lentik.

Penisku kembali tetang dan keras seperti tapi setlah di kocok-kocok oleh tangan Mbak Lulu. Melihat itu Mbak Lulu yang jg seprtinya sudah ga tahan langsund menduduki selagkangannku hingga penisku tertindih tubuhnya. Mbak Lulu lalu maju sedikit hingga posisinya dia kira pas, dan dengan di bimbing tanggannya, penisku di arahka ke liang senggamanya lagi.

Aku rasakan vagina mbk Lulu masih basah, dang saat tepat kepala penisku berada di bibir vaginanya, Mbak Lulu mengangkat tubuhnya dan dengan perlahan kembail turun hingga perlahan juga penisku masuk lagi ke dalam vagina Mbak Lulu yang hangat, licin dan nikmat itu. Dan karena sudah licin hingga penisku masuk dengan lancar ke dalam vagina Mbak Lulu hingga bless masuk seluruh batang penis ku ke dalam vagian Mbak Lulu, aku terpejam dan mendesah saat jepitan daging licin dan hangat itu menggesek ke penis ku. Mbak Lulu yang sudah naik nafsunya langsung bergerak naik turun hingga mengocok penisku. Sebenarnya aku kurang merasa kenikmatan seprti tadi dengan posisi sekarang, namum melihat gerakan dan goyangan Mbak Lulu yang bersemangat, menunjukan Mbak Lulu sangat menikmati posisi kali ini.

"Aakhh.. Akh.. Eemmhh.." desah Mbak Lulu.

Aku biarkan Mbak Lulu yang menguasai permainan kali ini, dan memang Mbak Lulu sangat menyukai posisi di atas ini, terbukti dengan goyangan pinggul Mbak Lulu yang makin liar hingga aku yang tadi agak pasif kembali mualai bergerak. Aku remas kedua payudara Mbak Lulu yang bergerak naik turun, kenyal dan lembut. Aku belai pinggangnnya dan aku elus punggung mulus Mbak Lulu yang kemudian aku tarik hingga kami berciuman kembali. Mbak Lulu membungkuk tapi pinggulnya terus pergreak liar, naik turun, berputar hingga penisku yag ada dalam vaginanya semakin terasa terjepit, namum sangat nikmat, aku mulai dengan pelan mengocok naik turun namun aku yag pertama kali merasakan gaya tersebut agak kaku yang membuat Mbak Lulu tersenyum di antara erangan dan desahan nya.

Aku cium payudaranya, aku remas, aku hisap putingnya dengan gemas dan Mbak Lulu pun merasa akan orgasme dengan goyangan pinggul yang makin cepat dang gerakan naik turun pantatnya yang bahenol juga erangan, dan desahannya. Aku yang makin nafsu juga semakin aktif bergerak, tidak hanya ppinggul, namun tangan ku meremas payudara Mbak Lulu. Hingga..

"Akh.. Akh.. Eemmhh.. Ndi.. Akh.. Mbak.. Mau.. Keluar.. Aakh.." desahnya hingga akhirnya tubuh Mbak Lulu bergetar dan aku rasakan cairan hangat lagi di penisku yang masih ada di dalam vagina Mbak Lulu.
"Aaakh.." desahnya panjang yang kemudian tubuh Mbak Lulu terkulai dan rebah di atas tubuhku hingga payudara Mbak Lulu menempel di dadaku.

Aku biarkan beberapa saat dan aku juga menikmati remasan dari otot vagina Mbak Lulu yang berkontarksi meremnas dan menjepit batang penisku. Dan aku yang tidak mau kehilangan momen itu langsug membalikan dan memutar tubuh kali hingga kembali Mbak Lulu di bawah. Sambil aku rasakan pijatan lembut itu aku kocok lagi penisku naik turun hingga tak lama..

"Akh.. Mbak.. Ndi.. Mau.. Keluar.. Akh.." desahku dan crott.. crott.. crott..

Spermaku aku semprotkan lagi di dalam rahimnya. Dan aku terkulai di atas tubuh kakakku yang sexy itu. Setelah selesai aku rasakan kenikmatan itu, aku berbaring lagi di sebelahnya dan mencium lagi bibir Mbak Lulu yang hangat dan nikmat.

"Kamu hebat sayang.." sahut Mbak Lulu sambil tersenyum.
Aku kecup lagi bibirnya dan bilana, "Mbak.. Ini malam yang gak bakal Ndi lupain, Mbak udah ngasih kenikmatan buat ndi..", kataku.
Dan Mbak Lulu pun bilang, "Sama ndi, Mbak juga nikmatin banget". Akhirnya kami tidur saranjang karena kelelahan dan masih telanjang sambil berpelukan.

Pagi hari aku bangun meninggalkan Mbak Lulu yang masih tidur telanjang dan aku kembali ke kamarku dan tertidur dengan pulas. Semenjak itu, kami sering melakukannya kapan saja dengan gaya berbeda-beda. Terkadang kusodok pantatnya yang montok, kusuruh mengisap penisku dan menelan spermanya. Pokoknya aku puas menikmati seks dengan Mbak Lulu.

TAMAT

Anakku tersayang


Marlina, 35 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Penampilan Marlina sangat menarik. Sebagai wanita yang tinggal di kota besar, Bandung, cara berpakaiannya selalu sexy. Tidak sexy murahan tapi berkelas dan menarik. Dengan tubuh tinggi semampai, dada 36, dan kulit yang putih, walau sudah menikah dan punya anak yang sudah cukup dewasa, tapi masih banyak lelaki yang selalu menggodanya.


Anaknya yang paling besar, Jimmy, 16 tahun, seorang anak yang yang baik dan penurut pada orang tuanya. Anak kedua, Yenny, 14 tahun, seorang anak yang sudah mulai beranjak dewasa. Sedangkan suami Marlina, Herman, adalah seorang suami yang cukup baik dan perhatian pada keluarga. Bekerja sebagai seorang PNS di suatu instansi pemerintah.


Kehidupan sexual Marlina sebetulnya tidak ada masalah sama sekali dengan suaminya. Walau banyak lelaki yang menggoda, tak sedikitpun ada niat dia untuk mengkhianati Herman.


Tapi ada sesuatu yang berubah dalam diri Marlina ketika suatu hari dia secara tidak sengaja melihat anak lelakinya, Jimmy, sedang berpakaian setelah mandi. Dari balik pintu yang tidak tertutup rapat, Marlina dengan jelas melihat Jimmy telanjang. Matanya tertuju pada kontol Jimmy yang dihiasi dengan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat.


Sejak saat itu Marlina pikirannya selalu teringat pada tubuh telanjang anak lelakinya itu. Bahkan seringkali Marlina memperhatikan Jimmy bila sedang makan, sedang duduk, atau sedang apapun bila ada kesempatan.


"Ada apa si Mam, kok liatin Jimmy terus?" tanya Jimmy ketika Marlina memperhatikannya di ruang tamu.


"Tidak ada apa-apa, Jim.. Hanya saja Mama jadi senang karena melihat kamu makin besar dan dewasa," ujar Marlina sambil tersenyum.


"Kamu sudah punya pacar, Jim?" tanya Marlina.


"Pacar resmi sih belum ada, tapi kalau sekedar teman jalan sih ada beberapa. Memangnya kenapa, Mam?" tanya Jimmy.


"Ah, tidak. Mama hanya pengen tahu saja," ujar Marlina.


"Kamu pernah kissing?" tanya Marlina.


"Ah, Mama.. Pertanyaannya bikin malu Jimmy ah..." ujar Jimmy sambil tersenyum.


"Yee.. Tidak apa-apa kok, Jim.. Jujur saja pada Mama. Mama juga pernah muda kok. Mama mengerti akan maunya anak muda kok..." ujar Marlina sambil menjewer pelan telinga Jimmy. Jimmy tertawa.


"Ya, Jimmy pernah ciuman dengan mereka," ujar jimmy.


"ML?" tanya Marlina lagi.


"ML apa sih artinya, Mam?" tanya Jimmy tidak mengerti.


"Making LOve.. Bersetubuh..." ujar Marlina sambil mempraktekkan ibu jarinya diselipkan diantara telunjuk dan jari tengah.


"Wah kalau itu JImmy belum pernah, Mam.. Tidak berani. Takut hamil..." ujar Jimmy. Marlina tersenyum mendengarnya.


"Kenapa Mama tersenyum?" tanya Jimmy.


"Karena kamu masih sangat polos, sayang..." kata Marlina sambil mencubit pipi Jimmy, lalu bangkit untuk menyiapkan segala sesuatunya karena Herman akan segera pulang.


Malam harinya, Marlina, Jimmy, dan Yenny asyik menonton TV, sedangkan Herman sedang mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.


"Ciuman rasanya gimana sih?" tanya Yenny ketika menyaksikan adegan ciuman di televisi.


"Ah, kamu.. Masih kecil! Tidak perlu tahu," ujar Jimmy sambil mengucek-ngucek rambut Yenny.


"Tidak boleh begitu, Jim.. Adikmu harus tahu tentang apapun yang dia tidak mengerti. Biar tidak salah langkah nantinya..." ujar Marlina sambil menatap Jimmy.


"Begini, Yen..." ujar Marlina.


"Ciuman itu tidak ada rasa apa-apa.. Tidak manis, pahit atau asin. Hanya saja, kalau kamu sudah besar nanti dan sudah merasakannya, yang terasa hanya perasaan nyaman dan makin sayang kepada pacar atau suami kamu..." ujar Marlina lagi.


"Ah, nggak ngerti..." ujar yenny.


"Mendingan Yenny tidur saja, ah.. Sudah ngantuk..." ujar Yenny.


"Ya sudah, tidurlah sayang," ujar Marlina. Yenny kemudian bangkit dan segera menuju kamar tidurnya.


Ketika menyaksikan adegan ranjang di televisi, Marlina bertanya kepada Jimmy, "Apakah kamu sudah itu dengan pacarmu?".


"Jimmy belum punya pacar, Mam.. Mereka hanya sekedar teman saja," jawab Jimmy.


"Tapi kok kamu bisa ciuman dengan mereka?" tanya Marlina lagi sambil tersenyum.


"Ya namanya juga saling suka..." jawab Jimmy sambil tersenyum juga.


"Sudah sejauh mana kamu melakukan sesuatu dengan mereka?" tanya Marlina.


"Tidak apa-apa kok, Jim.. Bicara terbuka saja dengan Mama," ujarnya Marlina lagi. Jimmy menatap mata ibunya sambil tersenyum.


"Ya begitulah..." kata Jimmy.


"Ya begitulah apa?" tanya Marlina lagi.


"Ya begiutlah.. Ciuman, saling pegang, saling raba..." ujar Jimmy malu malu. Marlina tersenyum.


"Hanya itu?" tanya Marlina lagi.


Jimmy melirik ke arah ayahnya yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.


"Mama jangan bilang ke Papa ya?" ujar Jimmy.


Marlina tersenyum sambil mengangguk. Jimmy lalu beringsut mendekati Marlina.


"Jimmy pernah oral dengan beberapa teman wanita..." ujarnya sambil berbisik.


Marlina tersenyum sambil mencubit pipi Jimmy.


"Nakal juga ya kamu!" ujar Marlina sambil tersenyum.


"Rasanya bagaimana?" tanya Marlina sambil berbisik.


"Sangat enak, Mam..." ujar Jimmy.


"Tapi Jimmy dengar, katanya kalau punya Jimmy dimasukkan ke punya wanita rasanya lebih enak.. Benar tidak, Mam?" tanya Jimmy.


Marlina kembali tersenyum tapi tidak menjawab..


"Kamu mau tahu rasanya, Jim?" tanya Marlina sambil tetap tersenyum. Jimmy mengangguk.


"Sini ikut Mama..." ajak Marlina sambil bangkit lalu pergi ke ruang belakang. Jimmy mengikuti dari belakang.


Sesampai di ruang belakang, Marlina menarik tangan Jimmy agar mendekat.


"Ada apa sih, Mam?" tanya Jimmy.


"Karena kamu sudah dewasa, Mama anggap kamu sudah seharusnya tahu tentang hal tersebut," ujar Marlina dengan nafas agak memburu menahan gejolak yang selama ini terpendam terhadap anaknya tersebut.


"Ciumlah Mama sayang..." kata Marlina sambil mengecup bibir Jimmy.


Jimmy diam karena tidak tahu harus berbuat apa. Marlina terus melumat bibir anaknya itu sambil tanggannya masuk ke dalam celana Hawaii Jimmy. Lalu dengan lembut diremas dan dikocoknya kontol anaknya. Karena tidak tahan merasakan rasa enak, Jimmy dengan segera membalas ciuman Marlina dengan hangat.


Sambil terus mengocok dan meremas kontol Jimmy, Marlina berkata, "Kamu ingin merasakan rasanya bersetubuh kan, sayang?".


"Iya, Mam..." ujar Jimmy dengan nafas memburu.


"Mama juga sama, Jim.. Mama ingin merasakan hal itu dengan kamu," ujar Marlina.


"Kapan, Ma?" tanya Jimmy sambil menggerakkan pinggulnya maju mundur karena enak dikocok kontol oleh Marlina.


"Jangan sekarang ya, sayang..." ujar Marlina sambil melepaskan genggaman tangannya pada kontol Jimmy.


"Yang penting kamu harus tahu bahwa Mama sangat sayang kamu..." kata Marlina sambil mengecup bibir Jimmy.


"Jimmy juga sangat sayang Mama," ujar Jimmy.


"Sekarang Mama harus tidur karena sudah malam. Nanti Papamu curiga..." ujar Marlina sambil meninggalkan Jimmy.


Jimmy menarik nafas panjang menahan suatu rasa yang tak bisa diucapkan.. Tak lama Jimmy masuk ke kamar mandi.. Onani. Besok paginya, Herman sudah siap-siap pergi kerja sekalian mengantar Yenni ke sekolah karena masuk pagi. Sementara Jimmy masuk sekolah siang. Dia masih tidur di kamarnya.


Setelah Herman dan Yenni pergi, dengan segera Marlina mengetuk dan masuk ke kamar Jimmy. Jimmy masih tidur dengan hanya memakai celana Hawaii saja. Marlina tersenyum sambil duduk di sisi ranjang anaknya tersebut. Tangannya mengusap dada Jimmy. Dimainkannya puting susu Jimmy. Jimmy terbangun karena merasakan ada sesuatu yang membuat darahnya berdesir nikmat. Ketika matanya dibuka, terlihat mamanya sedang menatap dirinya sambil tersenyum.


"Bangun dong, sayang.. Sudah siang," ujar Marlina sambil tangannya berpindah masuk ke dalam celana Hawaii Jimmy.


Diusap, dibelai, diremas, lalu dikocoknya kontol Jimmy sampai tegang dan tegak. Jimmy terus menatap mata MArlina sambil merasakan rasa nikmat pada kontolnya.


"Mau sekarang?" tanya Marlina sambil tetap tersenyum.


"Saya mau kencing dulu, Mam..." kata Jimmy sambil bangkit lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai, segera dia kembali ke kamarnya.


"Lama amat sih?" tanya Marlina.


"Jimmy kan sikat gigi dulu, Mam..." ujar Jimmy sambil duduk di pinggir ranjang berdampingan dengan Marlina.


"Kenapa Mama mau melakukan ini dengan Jimmy?" tanya Jimmy. Marlina tersenyum sambil mencium pipi anaknya itu.


"Karena Mama sangat sayang kamu. Juga Mama ingin mendapat kebahagiaan dari orang yang paling Mama sayangi.. Kamu," ujar Marlina sambil kemudian melumat bibir Jimmy.


Jimmy membalasnya dengan hangat pula. Kemudian Marlina bangkit lalu melepas semua pakaian yang menempel di tubuhnya. Jimmy terus menatap tubuh ibunya dengan kagum dan nafsu.


"Buka celana kamu dong, sayang," ujar Marlina.


"Iya, Mam..." ujar Jimmy sambil bangkit lalu melepas celana Hawaiinya.


"Sini, Jim..." ujar Marlina sambil berjongkok.


Tak lama mulut Marlina sudah mengulum kontol Jimmy. Jilatan dan hisapannya membuat Jimmy bergetar tubuhnya menahan nikmat yang amat sangat.


"Mmhh.. Enakk, Mamm..." desah Jimmy sambil agak menggerakkan pinggulnya maju mundur.


Marlina melepas kulumannya, sambil tersenyum menatap wajah Jimmy yang tengadah merasakan nikmat, tangannya terus mengocok kontol Jimmy.


"Gantian, Jim..." ujar Marlina.


"Iya, Mam..." ujar Jimmy.


Marlina lalu naik ke ranjang anaknya. Lalu segera dibukanya paha lebar-lebar.. Jimmy langsung mendekatkan wajahnya ke memek Marlina. Lalu segera dijilatinya seluruh permukaan memek Marlina. Marlina terpejam menahan nikmat. Apalagi ketika jilatan lidah Jimmy bermain di kelentitnya.. Mata Marlina terpejam, tubuhnya bergetar sambil menggoyangkan pinggulnya.


"Ohh.. Enakk.. Teruss, Jimm..." desah Marlina.


Setelah sekian menit Marlina dijilati memeknya, tiba-tiba tubuhnya bergetar makin keras, ditekannya kepala Jimmy ke memeknya, lalu segera dijepit dengan pahanya.. Tak lama...


"Ohh.. Mhh.. Ohh..." desah Marlina panjang. Marlina orgasme.


"Ohh, enak sekali sayang.. Naik sini!" ujar Marlina.


Jimmy naik ke tubuh Marlina. Dengan segera Marlina melumat bibir Jimmy walau masih belepotan dengan cairan dari memek Marlina sendiri.


"Masukkin sayang..." bisik Marlina sambil menggenggam kontol Jimmy dan diarahkan ke memeknya.


Setelah itu, Jimmy langsung memompa kontolnya di memek Marlina. Mata Jimmy terpejam sambil terus mengeluarmasukkan kontolnya.


"Bagaimana rasanya, Jim?" tanya Marlina sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan Jimmy.


"Nikmat sekali, Mam..." ujar Jimmy.


Marlina tersenyum sambil terus menatap mata anaknya. Tak lama, tiba-tiba tubuh Jimmy mengejang, gerakannya makin cepat..


"Jimmy mau keluar, Mam," bisik Jimmy.


"Mmhh.. Keluarkan sayang, puaskan dirimu..." bisik Marlina sambil memegang pantat Jimmy lalu menekankan ke memeknya keras-keras.


Tak lama.. Crott! Crott! Crott! Air mani Jimmy muncrat banyak di dalam memek Marlina. Jimmy mendesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Marlina..


"Bagaimana rasanya sayang?" tanya Marlina.


"Sangat nikmat, Mam.. Lebih nikmat daripada oral..." ujar Jimmy sambil mengecup bibir Marlina.


"Jimmy sangat sayang Mama," ujar Jimmy.


"Mama juga sangat sayang kamu," ujar Marlina.


Lalu mereka berpelukan telanjang.


TAMAT